Siapa sih
yang tidak ingin kaya raya? Berdasarkan data dari Laporan Perekonomian
Indonesia 2024 oleh Badan Pusat Statistik disebutkan bahwa ekonomi
global terus melambat sejak pemulihan pasca pandemi Covid-19. Inflasi yang
masih tinggi dan penurunan produktivitas berkontribusi atas perlambatan ekonomi
yang terjadi. Bahkan hingga semester pertama 2025 ini, negara-negara dunia
masih menghadapi ketidakpastian. Tensi geopolitik yang semakin naik ditambah
suku bunga kebijakan negara maju yang masih tinggi menyebabkan arus modal
keluar dari negara-negara berkembang. Tentu saja hal itu berdampak besar pada
perputaran roda ekonomi dan juga bisa dirasakan oleh kita masyarakat Indonesia.
Contoh
sederhananya saja, harga semangkok Gulai yang biasanya jadi langganan sarapan
dan mangkal dekat sekolah anak saya, naik sebanyak 1000 dari 15.000 rupiah
menjadi 16.000. Mungkin bukan angka yang besar, namun jika ditotal untuk 25
hari aktif sekolah maka ada penambahan biaya 25.000 setiap bulannya. Mulai
terlihat kan, angkanya?
Tahun 2025 Indonesia
bersiap menghadapi tantangan eksternal dan internal yang akan menekan
perekonomian. Hal ini tentu saja memengaruhi keputusan investasi dan konsumsi
masyarakat, harga pangan dan energi global yang naik memicu inflasi meningkat.
Sementara itu menurunkan daya beli masyarakat, defisit anggaran pemerintah, dan
pelemahan nilai tukar rupiah. Belum lagi ditambah efisiensi lapangan kerja di
berbagai sektor. andemi Covid-19 merupakan peristiwa luar biasa yang
mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia di dunia. Pandemi telah
mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi. Aktivitas ekonomi menurun
drastis karena adanya pembatasan sosial. Akibatnya, terjadi penutupan bisnis,
penurunan produksi, dan gangguan rantai pasokan. Dikutip dari artikel dalam mediakeuangan.kemenkeu.go.id,
Analis Kebijakan Madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan
Rahadian Zulfadin menyatakan bahwa banyak masyarakat di Indonesia kehilangan
pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Pengangguran meningkat dan kesejahteraan
masyarakat menurun. Di sisi lain, setelah pandemi usai dan dunia bisnis kembali
bangkit, masyarakat juga perlu beradaptasi kembali setelah sebelumnya
kehilangan pekerjaan dan kehilangan keterampilan bekerja. Lantas bagaimana
caranya menjadi kaya raya? Apalagi jika terlahir sebagai perintis dan bukan
pewaris. Masih adakah kesempatan untuk menjadi kaya raya di dunia yang sedang
tidak baik-baik saja ini?
Menjadi kaya
raya dimulai dari 0 bahkan minus (khususnya sandwich generation) tentu saja
terdengar mustahil. Namun sebagai muslim yang percaya akan takdir yang sudah
ditetapkan Allah, mari coba untuk menelusuri lebih dulu: kaya raya seperti apa
yang ingin dicapai? Punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Atau
memiliki tabungan cukup untuk anak cucu tujuh turunan? Bukankah dunia hanya
sementara? Apa sih yang dikejar?
Kaya Raya Dalam Islam
Memiliki
harta di dunia bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Justru, harta dan kekayaan bisa menjadi ladang amal jika dikelola dengan niat
yang benar. Banyak umat Islam yang ragu untuk berambisi menjadi kaya karena
menganggapnya duniawi. Padahal, Islam tidak pernah melarang kekayaan, dengan
catatan bahwa kekayaan tersebut datang dari jalan halal dan digunakan untuk
kebaikan. Menariknya, Islam adalah agama yang realistis. Bahkan dalam Sejarah Islam
disebutkan bahwa para sahabat Rasul adalah orang kaya seperti Utsman ibn ‘Affan.
Dalam catatan Ibn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Ibn Katsir, Juz 7, hal.
214) dana yang dimiliki oleh sahabat ‘Utsman saat wafat terdiri dari:
·
Tarikah 1 (tunai) : 30 juta Dirham
·
Tarikah 2 (tunai) : 150.000 Dinar
·
Sedekah 200.000 Dinar
·
Unta : 1000 ekor
Jika ditotal dan dikonversikan menjadi
rupiah maka jumlahnya menjadi Rp.2.532.942.750.000,- (dua triliun, lima ratus
tiga puluh dua milyar, sembilan ratus empat puluh dua juta, tujuh ratus lima
puluh ribu Rupiah). Perhitungan di atas bisa jadi lebih kecil dari nilai
kekayaan yang sesungguhnya mengingat jumlah tersebut belumآ mencakup aset-aset
lain seperti sumur rumah yang dihibahkan, hibah unta untuk alat perlengkapan
perang, aset tanah dan kuda yang jumlahnya sangat banyak.
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ
الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَنِيَّ، الْخَفِيَّ
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA,
dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang
hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak
orang).” (HR Muslim)
Manfaat Kekayaan Dalam Islam
1. Kaya Membuat Umat Lebih
Mandiri dan Berdaya
Umat yang kaya bisa membangun
pendidikan, menyantuni fakir miskin, dan mendukung dakwah. Bila umat Islam
terus-menerus berada dalam kemiskinan, maka mereka akan selalu bergantung dan
sulit berkembang. Menjadi kaya adalah bagian dari penguatan umat.
2. Orang Kaya Bisa Lebih
Banyak Memberi
Dengan kekayaan, seorang Muslim
punya peluang pahala yang luas. Ia bisa menunaikan zakat, infak, wakaf, dan
sedekah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik
harta adalah harta di tangan orang yang shalih.” 1
Hadits ini menegaskan bahwa
kekayaan bukan masalah, yang jadi masalah adalah ketika harta jatuh ke tangan
orang yang salah.
3. Umat Islam Wajib Kaya Agar
Tidak Dikuasai Musuh
Ketika umat Islam miskin, maka
mereka mudah pihak luar kendalikan. Dengan kekayaan, umat memiliki posisi tawar
dan bisa mandiri secara ekonomi dan politik. Karena itu, sebagian ulama
mengatakan, umat Islam wajib kaya, bukan untuk sombong, tetapi untuk bisa
mengangkat martabat Islam di mata dunia.
Amalan Kaya Raya dari Rasulullah
SAW
Rasulullah ﷺ tidak hanya
memotivasi kita untuk kaya, tapi juga mencontohkan amalan-amalan yang dapat
membuka pintu rezeki. Berikut beberapa di antaranya.
·
Memperbanyak Istighfar
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“…Beristighfarlah
kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan
dari langit kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu…” 2
Istighfar membuka rezeki dari
arah mana saja dan tidak orang sangka-sangka Rasulullah juga dikenal sebagai
orang yang paling banyak beristighfar dalam sehari.
·
Jujur dalam Berdagang
Rasulullah dikenal sebagai
pedagang yang jujur sejak muda. Kejujurannya membuat Khadijah RA tertarik dan
mempercayakan bisnisnya. Rezeki yang halal dan berkah datang dari sikap jujur,
bukan dari tipu daya.
·
Gemar Bersedekah
Dalam Islam sedekah tidak
mengurangi harta, justru melipatgandakannya. Semakin kita memberi, semakin
Allah bukakan jalan rezeki yang baru. Prinsip ini diajarkan Rasulullah kepada
para sahabat, dan terbukti dalam kehidupan sahabat-sahabat kaya seperti
Abdurrahman bin Auf.
Kaya Dunia Akhirat, Mungkinkah?
Kekayaan di dunia dapat terlihat
dengan jelas dalam bentuk uang, aset rumah, kendaraan, usaha dan sebagainya.
Namun bagaimana dengan kekayaan di akhirat kelak? Rasanya percuma bergelimang
harta di dunia jika tidak sesuai dengan syariat Islam. Sebelum melangkah jauh,
tentunya hal yang paling mendasar yang terkait dengan finansial adalah
bagaimana keuangan dan harta kita dikelola? Menggunakan layanan perbankan apa?
Mengandung riba kah? Untuk itu, mari berkenalan dengan Bank Syariah Indonesia.
Bank Syariah Indonesia Hadir
Sebagai Oase Untuk Kebutuhan Perbankan Umat Muslim
Hadir sejak tahun 1999, Bank Syariah
Indonesia adalah wujud penggabungan dari beberapa bank di Indonesia. Namun kini
menjadi jawaban atas kebutuhan layanan perbankan yang mengutamakan prinsip
syariah. Apalagi mengingat bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk yang
dominan beragama Islam, maka kehadiran Bank Syariah Indonesia sangat membantu
mewujudukan impian menjadi kaya raya dunia akhirat.
Prinsip-prinsip Bank Syariah
Indonesia
1. Tanpa Riba
Salah satu prinsip utama yang
menjadi ciri khas Bank Syariah Indonesia adalah larangan terhadap riba atau
bunga. Bank ini tidak memberikan atau menerima bunga dalam bentuk apapun dalam
transaksi mereka.
Sebagai gantinya, BSI
mengimplementasikan prinsip bagi hasil, di mana mereka berbagi keuntungan dan
kerugian dengan nasabahnya. Ini menciptakan hubungan yang lebih adil antara
bank dan nasabah, di mana risiko dan keuntungan dibagi secara adil.
2. Transparansi dan Keadilan
Transparansi dan keadilan adalah
nilai-nilai yang sangat dipegang oleh Bank Syariah Indonesia. Mereka
berkomitmen untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada nasabah
mereka tentang semua aspek transaksi dan investasi.
Selain itu, BSI juga memastikan
bahwa semua transaksi mereka adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
tanpa diskriminasi atau penipuan.
3. Investasi yang
Berkelanjutan
Bank Syariah Indonesia juga
berfokus pada investasi yang berkelanjutan. Mereka tidak hanya memberikan
layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tetapi juga
berusaha untuk mendukung proyek-proyek yang berkelanjutan dan memiliki dampak positif
pada masyarakat dan lingkungan.
Produk dan Layanan Bank
Syariah Indonesia
Bank Syariah Indonesia (BSI) menawarkan
beragam produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Ini
termasuk akun tabungan syariah, deposito syariah, pembiayaan syariah, dan
produk-produk investasi yang mengikuti prinsip mudarabah. BSI juga
menyediakan layanan perbankan digital yang memungkinkan nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan dengan mudah dan nyaman.
Selain itu, BSI juga berkomitmen
untuk memberikan edukasi keuangan syariah kepada masyarakat, sehingga mereka
dapat lebih memahami prinsip-prinsip syariah dan bagaimana menerapkannya dalam
kehidupan keuangan mereka.
Dalam era di mana kesadaran akan
pentingnya keuangan syariah semakin meningkat, Bank Syariah Indonesia terus
berperan sebagai pemain kunci dalam membantu individu dan bisnis di Indonesia
untuk mencapai tujuan keuangan mereka dengan cara yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Dengan prinsip-prinsipnya yang
kuat dan layanan yang inovatif, BSI terus menjadi pilihan yang relevan dan
berarti dalam peta perbankan syariah di Indonesia.
Bank Syariah International Expo
2025: Engaging Indonesia In The Global Halal Industry
Salah satu wujud dukungan BSI
untuk perekonomian Indonesia adalah mengadakan event tahunan BSI International
Expo dan tahun ini mengangkat tema Engaging Indonesia In The Global Halal
Industry. Event yang diadakan di Jakarta International Convention
Centre pada tanggal 26-29 Juni 2025 ini menjadi ruang temu antara pelaku usaha,
komunitas, dan masyarakat luas dalam ekosistem halal yang inklusif.
Ada banyak hal yang bisa
ditemukan dalam BSI Expo 2025 namun yang paling menarik menurut saya adalah
bagaimana semangat umat muslim untuk mendukung perekonomian yang sesuai dengan
syariah Islam. Terlihat area JICC dipenuhi oleh umat muslim yang juga merupakan
nasabah dari BSI. Pada event hari ke-2 bertepatan dengan 1 Muharram juga diisi
oleh kajian bersama Ustadz Hilmah Fauzi.
BSI International Expo 2025 diikuti
oleh 327 exhibitor yang terbagi dalam 25 kategori tenant. Para pelaku industri
di berbagai bidang pun mengisi booth dengan ragam promo menarik seperti aneka
halal travel, kendaraan, perumahan, fashion hingga kuliner. Ragam kegiatan
menarik seperti talkshow, hiburan serta aneka kompetisi bermuatan positif pun
turut meramaikan BSI Expo 2025.
Berhubung
impian saya—yang mungkin menjadi impian kamu juga—adalah menjadi kaya dunia
akhirat, maka saya mampir ke salah satu booth Halal Travel dan mencari tau
seputar penawaran menarik untuk ibadah haji dan umroh. Adapun promo yang berlaku
adalah:
·
Booking Haji
Khusus / Furoda cashback Rp1.500.000
·
Umroh / DP Umroh
min Rp 30 juta cashback Rp1.000.000
·
Umroh / DP Umroh
min. Rp15 juta cashback Rp750.000
·
DP Umroh min.
Rp10 juta cahsback Rp250.000
Saya juga mampir melihat-lihat
katalog mobil dan sangat tertarik dengan promo yang berlaku yaitu free biaya
admin, dapat voucher bensin hingga 1 juta, bebas perluasan banjir dan masih
banyak lagi.
Menariknya, BSI Expo 2025 ini juga mendukung ekonomi yang berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan hadirnya e-catalog mobil bekas untuk pengunjung yang tertarik memperpanjang usia pemakaian sebuah mobil. Di area expo juga terdapat banyak sekali titik dispenser air isi ulang yang yang membantu untuk menuntaskan dahaga. Tentu ini bisa mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan dan memberi manfaat untuk banyak orang.
Bullion Banking Business Talk: Unlocking The Potential of Bullion
Business
Salah satu talkshow yang cukup menjadi sorotan
utama bagi pelaku industri keuangan dan logam mulia dalah seputar Bullion
Banking Business Talk. Dalam sesi ini, para pembicara membedah potensi besar
bisnis bullion atau emas batangan sebagai bagian dari instrumen keuangan
syariah modern.
Hadir sebagai moderator dalam acara business
talk ini Group head Bullion Business Riko Wardhana dan sejumlah narasumber
yaitu Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, Direktur Pengawasan
Bank Syariah OJK Esti Sasanti dan DGoldFather Influencer Heru Wijayadie.
Diskusi ini menekankan pentingnya memiliki
pemahaman yang komprehensif mengenai investasi emas, mulai dari latar belakang,
potensi pasar, hingga regulasi pelaksanaannya di Bank Emas Indonesia, yang
mandat pengelolaannya diberikan kepada BSI.
BSI berkomitmen untuk menghadirkan solusi
investasi emas yang aman, nyaman, dan terjamin keasliannya melalui bullion bank
yang dikelola secara profesional, guna membangun kepercayaan dan literasi
keuangan syariah di tengah masyarakat. Para narasumber juga membahas peluang
investasi emas untuk memperluas kemampuan ekonomi nasional dengan tetap
menargetkan kesejahteraan masyarakat.
Bullion banking dinilai bukan hanya sebagai
alternatif investasi, tetapi juga sebagai sarana inklusi keuangan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Seminar ini menggarisbawahi peran penting BSI dalam
memimpin ekosistem emas syariah nasional dengan dukungan infrastruktur yang
andal dan teknologi keuangan yang terus berkembang.
Harta dalam Islam Adalah Titipan,
Bukan Hak Mutlak
Itulah beberapa hal yang menurut
saya bisa mendukung impian emas umat muslim untuk kaya raya dunia akhirat. Islam
tidak menganggap harta sebagai tujuan hidup. Justru, harta adalah ujian dan
titipan dari Allah. Karena itu, siapa pun yang diberi kelapangan rezeki harus
sadar bahwa harta itu sewaktu-waktu bisa dicabut jika tidak digunakan sesuai
syariat.
Allah SWT berfirman:
“Dan
berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah
Dia berikan
kepadamu.” 3
Ayat ini mengingatkan kita bahwa
harta hanyalah titipan, bukan milik mutlak. Kita diminta untuk menyalurkan
sebagian rezeki itu untuk membantu sesama.
Menjadi Kaya Itu Jalan Menuju Amal,
Bukan Dunia Semata
Sebagai penutup, menjadi kaya
tidak selalu berarti hidup mewah. Kaya sejati adalah ketika kita mampu memenuhi
kebutuhan diri, menolong orang lain, dan menyebarkan manfaat. Itulah semangat
Islam: kaya harta, kaya iman, dan kaya amal. Jangan ragu untuk bercita-cita
menjadi orang kaya. Asal jalannya halal dan niatnya benar, kekayaan bisa jadi
kendaraan untuk menuju ridha Allah. Islam tidak melarang kekayaan bahkan ada
anjuran menjadi kaya. Justru, kita dianjurkan untuk berusaha dan bekerja keras
agar bisa menjadi umat yang kuat dan bermanfaat. Semoga Allah lapangkan rezeki
kita, menjadikan kita hamba yang amanah atas hartanya, dan mengajarkan kita
untuk selalu menggunakan kekayaan demi kebaikan. Aamiin.
Sumber:
2. (QS. Nuh: 10–12)
3. (QS. An-Nur: 33)
4. Laporan Perekonomian Indonesia 2024 oleh Badan Pusat Statistik
5. https://bsiinternationalexpo.com/