Jika jawaban kamu dominan “ya” maka artinya internet kini bukan lagi tergolong kebutuhan tersier. Apalagi senjak pandemi dan lebih banyak waktu di rumah, orang-orang jadi semakin familiar dengan internet. Kalo tahun 2010 aku ditanya kerjanya di mana trus jawabnya di internet, masih ada keluarga yang mengernyitkan dahi pertanda bingung. Ya habis gimana dong, pekerjaanku memang berpusat di internet karena harus mengecek artikel dan mengunggah ratusan foto. Serta membuat strategi konten u8ntuk beberapa brand yang menjadi klienku. Sepuluh tahun kemudian tepatnya 2020, kata internet tidak lagi serumit dulu. Lintas generasi semakin akrab dengan internet, ngga cuma anak millenial saja. Sekarang sekolah butuh internet, bekerja butuh internet, bersosialisasi juga butuh internet. Bahkan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, beli token listrik dan transaksi perbankan pun aku sangat bergantung pada koneksi internet. Jadi bisa dibilang, anggaran internet bagiku sudah masuk dalam kebutuhan primer.

Tidak hanya aku yang menggunakan internet di rumah, anggota keluarga lain juga membutuhkan akses internet untuk beragam aktivitas. Apalagi aku dan suami memang bekerja full dari rumah dan kami merintis bisnis yang dijalankan dari rumah, tentulah butuh internet. Anakku butuh internet untuk belajar dan nonton channel favoritnya. Mamiku? Jangan ditanya, sejak dibuatkan Facebook dan Instagram pribadi, udah 11 12 sama anaknya ini. Bangun cek smartphone, tidur pun ngga bisa jauh-jauh dari smartphone. Kebayang dong gimana riweuhnya kami jika tidak ada kuota internet besar yang bisa dipakai seisi rumah?