Mengenal #Ayo3Mplus dan Vaksin DBD

By katatian - Mei 01, 2024

Sewaktu masih kecil, aku paling benci yang namanya jarum suntik. Berawal dari pengalaman buruk di bangku SD saat vaksin. Bagian lenganku terasa bengkak dan sakit sekali karena petugas vaksinnya menancapkan jarum suntik tanpa aba-aba, lalu aku secara refleks menghentakkan bagian tanganku. Untung saja jarumnya tidak copot. Kalau diingat-ingat lagi, sepertinya itulah awal mula aku trauma dengan jarum suntik.

 

Semuanya berubah semenjak aku hamil dan menjadi ibu. Mau ngga mau ya aku harus terbiasa dengan jarum suntik khususnya saat vaksin karena itu adalah bagian dari ikhtiar mencegah berbagai penyebaran virus dan penyakit berbahaya. Hampir setiap bulan aku berhadapan dengan jarum suntik karena baby ku rutin diberikan vaksin sehingga perasaan takut akan jarum suntik pun perlahan menghilang. Lagipula setelah aku pikir-pikir lagi, kenapa harus takut pada jarum ya? Toh rasa sakitnya hanya sebentar, sementara manfaatnya bisa bertahun-tahun lho seperti vaksin yang disuntikkan melalui jarum. 

 

Oh iya berbicara tentang vaksin, pengertiannya sendiri adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh. Vaksin dapat merangsang tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi (sumber: alodokter). Saat ini di Indonesia sudah banyak sekali jenis vaksin yang bisa kita dapatkan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas maupun klinik-klinik khusus vaksin. 

 

Adapun manfaat vaksin sendiri, antara lain:

  • Mencegah penyebaran penyakit.Tidak hanya melindungi tubuh dari serangan penyakit serius, pemberian vaksin juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.
  • Melindungi dari risiko kematian dan cacat. Pemberian vaksin terbukti dapat menurunkan risiko seseorang terkena berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan kematian maupun kecacatan. Misalnya, pemberian vaksin cacar pada anak-anak dapat membantu mencegah mereka terjangkit cacar di kemudian hari.
  • Menghemat waktu dan biaya. Pemberian vaksin merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling murah karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat suatu penyakit.

 

Dari sekian banyak vaksin yang sudah beredar di Indonesia, ada salah satu vaksin yang baru-baru ini mencuri perhatianku yaitu vaksin demam berdarah dengue (DBD). Seperti yang kita tau, lonjakan angka penderita DBD meningkat akhir-akhir ini. Bahkan data terbaru melaporkan pada minggu ke-8 tahun 2024, ada 15.977 kasus dan 124 kematian. (sumber: P2PM Kemenkes).










Sebagai orang tua tentunya aku tidak ingin anakku terkena virus DBD, mengingat ini adalah salah satu penyakit yang cukup serius dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan langkah yang tepat. Bahkan DBD yang ditularkan oleh nyamuk  Aedes aegypti dapat menyerang rentang usia berapapun tanpa memandang lokasi maupun gaya hidup serta bisa terjadi berulang. 

 

Kita semua sudah tahu bahwa sejak dulu pemerintah menggencarkan gerakan 3M yaitu; menguras, menutup dan mengubur serta mendaur ulang. Tapi ternyata 3M saja tidak cukup sehingga ada tambahan “Plus” menjadi “3M Plus” yaitu:



    Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.

    Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum.

    Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

 

Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

       Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

       Menggunakan obat anti nyamuk

       Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

       Gotong Royong membersihkan lingkungan

       Periksa tempat-tempat penampungan air

       Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup

       Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras

       Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

       Menanam tanaman pengusir nyamuk

 

Selain hal tersebut di atas, terdapat juga upaya memaksimalkan pencegahan penularan virus DBD yaitu dengan vaksin. Pemberian vaksin DBD juga bisa mencegah infeksi virus dengue yang parah atau munculnya gejala yang berakibat fatal karena sampai saat ini belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah dengue. 

 

Selain mencegah demam berdarah dengan gejala yang parah, vaksin DBD juga menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat demam berdarah, serta dikatakan dapat mengurangi perlunya rawat inap dan lamanya rawat inap di rumah sakit akibat DBD.

 

Alhamdulillah beberapa waktu lalu aku diundang hadir ke acara Talkshow #Ayo3mplusVaksinDBD dan Buka Bersama dalam rangka untuk terus memberikan edukasi mengenai bahaya DBD.  Acara ini juga sebagai momen untuk melihat kembali pencapaian bersama dari Kementerian Kesehatan dan Takeda terkait dengan DBD, serta menyemarakkan momentum bulan Ramadhan. Bersama dengan rekan-rekan blogger dan media kami  berbincang seputar #Ayo3mplusVaksinDBD dalam ruang diskusi serta ditutup dengan buka bersama dan silaturahmi. 

 

“Implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD.” yang disampaikan oleh Dr Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular yang turut hadir di acara tersebut. 

 

Untuk bersama-sama menuju nol kematian akibat dengue di tahun 2030, seluruh lapisan masyarakat harus saling bersinergi dan menggencarkan #Ayo3mplusVaksinDBD. Adapun informasi lebih lanjut seputar hal ini bisa diakses di website Cegah DBD

 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar