Shafira Inspiring Journey Bersama Nadiah Fatima

By katatian - Agustus 29, 2018

Hai Moms!

Pernah ga sih terpikirkan, definisi bahagia itu yang seperti apa? Punya rumah mewah kah? Mobil sport yang berjejer di garasi kah? Pendidikan yang tinggi? Harta melimpah? Atau bahagia justru dirasakan ketika diri dalam keadaan paling lemah dan tidak berdaya? Hal itu lah yang dirasakan oleh Nadiah Fatimah, seorang muslimah berparas ayu yang mampu bertahan hidup dari serangan penyakit Lupus. 

Semua berawal ketika Nadiah masih berprofesi sebagai legal officer. Pekerjaan tersebut mengharuskannya untuk mengurus berbagai macam kepentingan para tamu luar negeri sekaligus menemani. Sebut saja Mariah Carey, adalah salah satu tamu yang sempat dihadle oleh Nadiah pada waktu itu. Secara finansial tentu saja sangat cukup gaji yang didapatkannya atas pekerjaan sebagai LO. Popularitas dan paras rupawan, alhamdulillah Nadiah pun memiliki itu. Namun jika ditanya apakah ia bahagia? Ternyata jawabannya adalah belum. 


Nadiah merasa masih ada yang kurang dalam hidupnya. Padahal ia sudah menjalankan kewajiban shalat 5 waktu. Tapi ternyata itu saja tidak cukup. Rasanya masih hampa dan gelisah ingin mencari jawaban. Sampai akhirnya ia menemukan filosofi kopi dan susu. 

Jika ada sebuah gelas berisi kopi, dimasukkan susu, warnanya tidak lantas berubah menjadi putih. 
Meski dituangkan susu paling mahal sekalipun. Warna kopi dan susu masih akan bercampur. 
Ketika ingin mendapatkan warna putih, maka seluruh kopi harus dikeluarkan lebih dahulu 
hingga tidak bersisa, barulah diisi susu. 

Hal ini membuat Nadiah Fatimah akhirnya mengambil sebuah keputusan besar dan memantapkan hati untuk berhijrah. Hal pertama yang ia lakukan adalah berhijab kemudian resign dari pekerjaannya. Sebagai muslimah, Nadiah sadar bahwa apa yang dilakukannya selama ini kurang sejalan dengan ajaran agama Islam. 

Singkat cerita, Nadiah berkenalan dengan seorang pria yang merupakan ketua remaja masjid di Belanda. Tanpa berpacaran, akhirnya mereka menikah di Indonesia. Tepat pada hari dimana mereka menjadi suami istri, tiba-tiba saja Nadiah merasa kakinya nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia mengidap penyakit Lupus bahkan sudah menyerang hingga ke otak. Ia divonis hanya bisa bertahan hidup selama 6 bulan. 

Pada masa-masa itulah, Nadiah justru merasa bersyukur karena ia masih diberi peringatan oleh Allah SWT. Rasa sakit dianggapnya sebagai rejeki karena membuatnya semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Selama 11 bulan ia sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuh bagian bawah. Ia pun sempat meminta suaminya untuk poligami saja karena merasa tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. 

Setiap bulan, biaya pengobatan Nadiah minimal 50 juta karena harus melakukan suntik steroid. Atas kekuasaan Allah SWT akhirnya pada bulan ke-11 dimana kondisi keuangan Nadiah dan suami sedang mepet-mepetnya , muncullah sebuah titik terang. Kaki Nadiah perlahan bisa digerakkan dan kondisi tubuhnya berangsur membaik. 

Anyway selama 11 bulan sakit Lupus, Nadiah tidak lantas berdiam diri saja. Ia justru belajar dan mendalami ilmu agama. Ternyata semakin kita belajar, semakin ingin kita dekat pada-Nya dan mengagumi kebesaran-Nya.

Dalam sesi inspiring sharing ini, Nadiah juga berbagi tips untuk berhijrah. Salah satunya adalah bergabung dengan majelis ilmu dan bergaul dengan muslimah yang senantiasa mengingatkan kita akan hari akhir. Teman yg senantiasa ghibah tentang dunia, jauhi saja. Namun mereka yg senantiasa membicarakan Allah dan Rasul, dekati lah. SKSD pun gpp, berbagi info tentang kajian yg bermanfaat. 


Long story short, beberapa tahun kemudian alhamdulillah Nadiah mengandung. Padahal peluang kehamilan untuk penderita Lupus sangat minim. Kehamilan Nadiah sangat berisiko. Meski pada waktu itu penyakit Lupusnya sedang non-aktif namun bisa saja tiba-tiba menyerang kembali.Jika sel Lupus aktif kembali, maka pilihannya hanya dua: mennyelamatkan ibu atau bayi. Sungguh pilihan yg sulit.

Memasuki usia 37 minggu, tiba-tiba sel Lupus di tubuh Nadiah aktif kembali. Seketika juga dokter harus melakukan tindakan bedah caesar dan mengeluarkan sang bayi.Alhamdulillah atas izin Allah SWT Nadiah dan bayi selamat dua-duanya. Alhamdulillah atas izin Allah SWT Nadiah dan bayi selamat dua-duanya. Banyak sekali hikmah yang Nadiah peroleh atas nikmat sakit yang diberikan oleh Allah SWT. Ia bersyukur diberi sakit sebagai pengingat akan kebesaran-Nya. Nadiah menjalani hidup dengan tujuan mengejar pahala dan ridho Allah SWT. Tidak lagi mengejar nikmat duniawi semata. Bahkan untuk urusan berbusana, Nadiah tidak lagi ingin tampil cantik di mata manusia. Namun bagaimana untuk tampil sebagaimana muslimah semestinya sesuai perintah Allah SWT.







HIJRAH BERSAMA SHAFIRA
Salah satu brand yang merepresentasikan citra muslimah dan berdiri sejak tahun 89 adalah Shafira. Pernah dengar brand Shafira belum? Aku cukup sering, bahkan punya beberapa koleksi hijabnya. Tapi fakta bahwa lini fashion muslimah ini sudah berusia hampir 30 tahun, wow aku baru tahu lho. Sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat banyaknya lini fashion muslimah yang kian menjamur saat ini dan Shafira masih eksis hingga kini.





Jelang usia 30 tahun, Shafira terus berinovasi untuk menemani para muslimah dan memenuhi kebutuhan berpakaian sesuai syariat. Beberapa koleksinya yang dipamerkan pada hari itu adalah koleksi bernuansa hitam elegan dengan aksen songket Silungkang dan taburan swarovski.

Beberapa jenis hijab yg direkomendasikan untuk perempuan aktif adalah voal dan ceruti karena tidak mudah kusut dan gampang perawatannya. Ga rempong harus disetrika lagi. Dalam koleksinya, Shafira memilih palet warna yang tidak mencolok. Desain mereka didominasi warna hitam, putih dan abu-abu. Aku pun suka dengan warna-warna monochrom begitu. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar